-Jika saat masih bayi anak yang disuntik hanya bisa menangis, lain halnya dengan anak yang sudah lebih besar. Kita perlu benar-benar memahami cara-cara agar anak tidak takut untuk disuntik.
Maklum, jika tidak, akan ada beragam reaksi dari anak yang akan membuat kita pusing tujuh keliling, mulai dari ketakutan, menangis, hingga marah-marah. Bahkan anak bisa menolak dan enggan disuntik.
Itulah sebabnya kebanyakan ruangan dokter anak dibuat sehangat mungkin dengan memasangwallpaperberwarna ceria, lengkap dengan gambar-gambar lucu, dan banyak mainan. Suasana menyenangkan seperti ini bertujuan ‘menenangkan’ hati anak bahwa pergi ke dokter tidaklah seseram yang dibayangkan.
Jika suasana sudah berhasil membangunmoodanak, langkah berikutnya adalah hal-hal berikut agar anak tidak takut disuntik.
1. Jangan berbohong pada anak bahwa disuntik itu tidak sakit. Katakan ini pada anak, “Sekarang disuntik dulu, sakit sedikit, Kak.” Lebih lanjut, coba jelaskan alasan sederhana mengapa ia harus disuntik. Ucapkan demikian, “Kakak disuntik supaya sehat, enggak sering sakit, jadinya kuat seperti Superman!”
2. Alihkan perhatian anak saat akan disuntik. Bisa dengan mengajaknya ngobrol hal-hal yang disukainya atau bernyanyi bersama, atau memainkan mainan yang ada.
3. Pelukan orangtua tentu tidak menghilangkan rasa sakitnya. Katakan saja dengan jujur bahwa disuntik itu sakit, tapi ia bisa mengurangi rasa takutnya dengan memeluk orangtua.
4. Beri hadiah kecil sebelum disuntik, dan katakan hadiah itu baru boleh dibuka setelah ia selesai disuntik. Hadiahnya tak usah mahal-mahal, bisa berupa pensil berwarna, stiker tokoh kartun favorit atau cemilan kesukaannya.
5. Kerjasama dengan dokter atau perawat yang akan menyuntik si kecil. Biasanya, dokter anak dan dokter keluarga beserta perawat tahu bagaimana membujuk anak agar mau disuntik, serta menjaga pergerakan anak agar tak terlalu meronta-ronta (misalnya, meminta kita menahan lutut anak). Dokter atau perawat yang ramah dan pandai membujuk anak biasanya akan lebih mudah memberi suntikan pada anak pula.
Di luar kelima tip di atas, salah satu hal yang perlu ditekankan, yaitu jangan pernah menakut-nakuti anak dengan ancaman ‘disuntik’ saat ia melanggar aturan di rumah, seperti,”Kalau Kakak nggak habiskan makanannya nanti disuntik Bu Dokter lho!”
Kalimat demikian malah mendukung ketakutan dan kekhawatiran anak pada dokter, perawat, klinik/puskesmas/rumah sakit.
Anak malah lebih sulit dibujuk karena sudah punya pemikiran bahwa ‘jika ia nggak makan, maka akan disuntik’ yang berujung pada rasa takut terhadap suntikan dan siapapun yang menyuntiknya.